Senin, 24 November 2014

Japan Daisuki

hai hai minna....
Kali ini Grace mau membagi ilmu tentang "Shodo"
Sebenernya Shodo itu apa sih?
Untuk yang belum tau, klo udah tau sih gapapa.
Shodo itu adalah seni kaligrafi huruf Jepang dengan gaya tertentu. Biasanya mereka memainkan tebal tipis garis, dan menambahkan aksen-aksen tertentu sehingga lebih indah.
Sejarah kaligrafi jepang dapat dilihat kembali ke asalnya yaitu kebudayaan Cina dan penciptaan sistem tulisan cina itu sendiri kira-kira sekitar 4.500 tahun yamh lalu. Shodo telah dikembangkan dalam waktu yang sangat lama pada saat dibawa-nya ke Jepang yaitu sekitar abad ke-6 bersamaan dengan awal mulanya sistem menulis cina (Kanji) masuk ke Jepang.

Alat dan bahan yang digunakan




* Shitajiki : Papan untuk menggambar (tatakan), ukuran berkisar antara 24 x 34,5 sampai 26 x 35
* Bunchin : Penjepit kertas agar kertas tidak bergeser
* Hanshi   : Kertas tipis untuk kaligrafi
* Suzuri    : Tempat tinta keras (terbuat dari batu atau metal)
* Sumi      : Tinta keras berbentuk batang.
* Fude       : Kuas
* dll

Berikut adalah macam-macam Shodo yaitu: 

1. Kaisho, yang berarti "correct writing", maksudnya kaligrafi dibuat sepersis mungkin dengan huruf versi cetak seperti di koran ataupun buku-buku (tidak digaya-gaya) agar mudah dibaca. Kaligrafi model inilah yang pertama dipelajari para siswa sekolah dasar, karena penulisannya tidak jauh beda dengan yang mereka gunakan sehari-hari dengan begitu model Kaisho bisa dengan mudah mereka pelajari.
2. Gyousho, berarti "traveling writting", huruf yang digunakan dalah Shodō dibuat sedikit miring. Berbeda dengan Kaisho yang kesannya tegas, Gyousho terlihat lebih santai. Penulisannya sama seperti tulisan tangan dengan bagian-bagian ujung yang terlihat lebih tumpul.
3. Sousho, berarti "grass writting". Untuk model Sousho, tulisannya terasa lebih bebas dengan huruf-hurufnya yang dibuat miring. Sousho lebih sulit dibaca diantara model yang lainnya. Dalam pembuatannya, kebanyakan kaligrafer tidak melepaskan/mengangkat Fudonya, jadi garis-garis yang ada akan terasa menyatu.


karya dari seni keterampilan shodo




Jumat, 21 November 2014

Japan Daisuki

...Selamat Datang...

Konbanwa Minna...
Hajimemashite, watashi wa Grace Desu
Di kesempatan kali ini, saya akan membahas tentang beberapa tari kebudayaan Negeri Bunga Sakura.
Tarian mereka tidak hanya indah, tapi sarat akan makna. Perpaduan antara kelenturan, kelincahan tubuh serta olah rasa menjadikan suatu hasil yang menakjubkan dan elegan.
Berikut beberapa nama tarian tradisional tersebut.

1. Tarian Tradisional Jepang - Kabuki




    Kabuki merupakan tarian tradisional Jepang yang paling populer. Sejak zaman kuno, Kabuki selalu menjadi primadona masyarakat Jepang.
Para penarinya adalah pria. Kabuki menawarkan olah tari yang berbaur dengan kritik sosial dan kearifan hidup. Gerak khas Kabuki terletak pada langkah kaki yang sangat lemah lembut. Terdapat 3 gerakan dasar pada Kabuki, yaitu gerakan memutar, gerakan tangan, dan gerakan kepala. Setiap gerakan menyimbolkan ekspresi manusia. Tarian Kabuki dipadu dengan busana berupa kimono yang eye catching, membuat tarian ini semakin sulit untuk dilupakan.
penari Kabuki dirias secara mencoloh dan mewah. Hal tersebut membuat tarian tradisional Jepang ini berbeda dengan tari tradisional lainnya.

2. Tarian Tradisional Jepang - Bon Odori


      Tarian ini ditarikan ketika masa panen tiba (festival musim panen), sebagai ungkapan syukur kepada dewa.Ditarikan secara massal dengan penarinya memakai pakaian tradisonal Jepang.
Ciri khas tarian Bon Odori adalah menari diiringi nyanyian atau musik tradisional.Langkah kaki bergerak bebas disertai entakan kaki untuk mengeluarkan suara.Lalu, ditingkahi dengan tangan yang disesuaikan dengan ritme musik.

3. Tarian Tradisional Jepang - Kasa Odori


       Tidak jauh berbeda dengan Bon Odori.Bedanya, para penari Kasa Odori menggunakan payung sebagai alat tarian yang digunakan (tari payung).Di ujung payung-payung itu, ada benda kecil seperti logam emas.Sehingga menimbulkan suara tertentu tiap kali payung digerakkan.

Kasa Odori telah ada sejak jaman Edo (1603-1867 M).Kini, tarian Kasa Odori jadi ciri khas untuk Prefektur Tottori timur dan biasa dilangsungkan ketika musim panas (festival Shan-shan Ang).  
Payung yang digunakan bernama Shan- Shan Matsuri. Shan - Shan Matsuri ini berasal dari bunyi logam di ujung payung. Orang Jepang mendengar bunyi logam yang bergemerincing itu seperti "shan - shan" 
Asal usul tarian Jepang yang satu ini sebenarnya berasal dari Inaba. Di daerah tersebut dikenal sebuah tarian pemanggil hujan bernama Inaba Kasa Odori
4. Tarian Tradisional Jepang - Mai


Mai berarti menari diiringi nyanyian atau musik tradisional Jepang dengan seluruh bagian telapak kaki yang tidak pernah diangkat.Jadi, kaki para penarinya diseret-seret (suriashi).Meskipun terkadang disisipi gerakan menghentakkan kaki.Tapi tidak begitu kentara.
Gerakan tari Mai dilakukan dengan berputar di dalam ruang gerak yang sempit.Bisa juga melibatkan seluruh panggung sebagai ruang geraknya dengan tempo lambat.
5. Tarian Tradisional Jepang - Onikenbai



Ciri khas tarian ini, penarinya memakai topeng Oni (raksasa Jepang).Identik dengan gerakan menghentak tanah.Melambangkan Oni yang membantu manusia untuk mengusir roh jahat dari dalam tanah.Tujuannya, agar panen para petani dapat berhasil.
Tarian Onikenbai biasanya dilanjutkan dengan tarian Nanazumai, yang berarti tarian tujuh kepala.Melambangkan siklus atau fase pertanianyang merupakan mata pencaharian utama penduduk Jepang pada zaman dulu.Tarian Nanazumai ditarikan dengan membawa tujuh alat berbeda.Masing-masing alat ini menceritakan tiap fase dalam pertanian.
6. Tarian Tradisional Jepang - Arauma

Tarian Arauma melambangkan rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Tarian ini juga bentuk terima kasih penduduk Okawadai (salah satu kota di Provinsi Aomori) terhadap kuda-kuda yang telah membantu mata pencarian mereka.
Arauma ditarikan secara berpasangan oleh laki-laki dan perempuan. Laki-laki menjadi uma (kuda), sedangkan perempuan menjadi haneto(manusia). Diiringi musik taiko (gendang), fue (seruling), dan chappa(simbal), tarian Arauma dilakukan dengan berarak-arakan dan ditingkahi teriakan, “Rassera! Rassera!”
7. Tarian Tradisional Jepang - Wadaiko

Alat musik Taiko adalah instrumen utama dari tari Wadaiko.Termasuk salah satu tarian tradisional Jepang yang dominan menggunakan alat musik tersebut.Selain alat-alat musik tradisonal Jepang lainnya.
Taiko sendiri berarti drum besar (gendang berukuran jumbo). Merupakan alat musik yang keberadaanya tak dapat dipisahkan dari kehidupan tradisional masyarakat Jepang.Dari upacara keagamaan di kuil, hingga festival-festival di kota-kota besar, alat musik Taiko dipastikan selalu ada.